Kamis, Januari 26, 2012
di
22.19
|
Terbaik Untuk Masa Depan Bangsa
Awal pembagunan gedung sekolah smp coro palopo
setelah berdiri berapa bulan kemudian
Dan saat ini gedung smp cokro palopo
Sejarah Singkat Smp Cokro Palopo
Kota palopo, adalah sebuah kota yang mempunyai letak cukup strategis. Hal ini dapat dilihat dari letak geografis desa tersebuAt yang cukup dekat dengan pusat pemerintahan. Sungai rongkong terletak 1 Km dari pusat
kota yaitu kota palopo dan 30 Km dari ibukota propinsi
sulawesi Selatan yaitu makasar. Dengan demikian tidaklah heran jika
penduduk desa mempunyai mobilitas yang cukup baik dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidup dan mencari nafkah.Desa Sungai rongkong terletak di
tepi sungai besar yaitu sungai kota palopo yang bermuara di kota laut
palopo. Pada jaman dahulu sungai tersebut merupakan urat nadi utama
transportasi di palopo selatan, baik angkutan barang maupun penumpang.
Karena ramainya lalulintas sungai maka penduduk desa lebih memilih
bermukim dipinggir sungai karena lebih mudah mengakses sarana
transportasi dan keperluan air.Ramai dan mudahnya transportasi air
menyebabkan sarana transportasi darat kurang mendapat perhatian.
Sehingga jalan darat sampai sekitar tahun 90-an kurang terpelihara.
Jalan darat yang sudah ada sejak lama rusak cukup parah, bahkan untuk
menuju ke kota kabupaten yang berjarak 14 Km saja diperlukan waktu
berjam-jam.Setelah berkembangnya jalur transportasi darat yang
menghubungkan beberapa kabupaten, maka berangsur-angsur surut pula
transportasi sungai. Bersamaan surutnya transportasi sungai maka
bertambahlah kesulitan transportasi dari sungai ke daerah
lain.Kesulitan transportasi ini pula yang semakin dirasakan masyarakat
Sungai dan sekitarnya dalam menyekolahkan anak-anaknya. Dengan sarana
transportasi yang sulit menyebabkan orang tua harus mengeluarkan biaya
lebih banyak untuk kos/kontrakkan bagi anak-anak mereka yang akan
bersekolah tingkat SMP maupun SMA. Hal ini menyebabkan jumlah anak yang
bersekolah SMP dan SMA dari yang semula sedikit menjadi semakin
sedikit. Sehingga tidak heran jika banyak anak-anak yang telah lulus SD
tidak lagi melanjutkan sekolah. Hal ini mendorong banyaknya pernikahan
usia dini.Tidak ingin terus menerus terbelakang dalam hal pendidikan
bagi anak-anaknya, maka beberapa tokoh masyarakat mengajukan permohonan
pembangunan sekolah setingkat SMP pada pemerintah.Memenuhi permintaan
tersebut dan beberapa pertimbangan lain, maka pemerintah membangun
sebuah unit baru yang kemudian diberi nama SMP cokro palopo. dibangun
di atas lahan tambak (rawa) seluas 9100 m2. SMP cokro dibangun bukan di
tepi jalan tetapi dibangun agak masuk ke dalam sekitar 300 m dari
jalan yang ada. Leatak yang kurang strategis dan tanah rawa menyebabkan
dikemudian hari SMP Negeri 5 Martapura sangat sulit untuk dikembangkan
secara fisik.Di sekitar SMP terdapat sekitar 15 Sekolah Dasar. Dari
sekolah-sekolah tersebut diharapkan lulusannya dapat melanjutkan ke SMP
cokro. Pada survey yang dilakukan oleh para guru yang mengajar pada
saat awal didirikan, tiap SD mempunyai siswa kelas VI berkisar antara
15 – 26 siswa. Dengan demikian diperkirakan setidaknya akan ada 100
siswa dari lulusan tahun tersebut. Ternyata perkiraan tersebut meleset,
banyak siswa lulus SD yang tidak melanjutkan.Pada awal didirikan SMP
kesulitan menjaring calon siswa. Hal ini disebabkan banyak hal, antara
lain: 1) kesadaran orang tua yang rendah akan pentingnya pendidikan,
hal ini terlihat banyaknya orang tua yang menyerahkan keputusan
sekolah-atau tidak pada si anak sendiri; 2) sarana sekolah yang sangat
kurang dan letak sekolah didaerah rawa sehingga sangat sulit
dikembangkan (memerlukan biaya banyak); 3) bersamaan dengan dibangunnya
SMP, banyak pula didirikan madrasah diniyah (sekolah agama) dengan
waktu sekolah pukul 14.00 – 17.00 yang menyulitkan bagi siswa yang
sekolah di SMP, hal ini didukung orangtua siswa yang lebih mementingkan
pendidikan agama.Dengan segala keterbatasan operasional sekolah
dimulai pada tahun ajaran 1994/1995 dengan jumlah siswa pertama
sebanyak 91 orang (3 orang mengundurkan diri) dan ternyata sampai
dengan tahun ajaran 2009/2010 jumlah yang tidak terlalu banyak ini
adalah rekor tersendiri. Jumlah 91 ini ternyata adalah akumulasi dari
beberapa tahun lulusan SD di wilayah sekitar sekolah yang berminat
untuk melanjutkan sekolah pada SMP cokro palopo. Sinyalemen ini
terbukti benar setelah diteliti dari ijazah siswa baru, dan dikuatkan
dengan menurunnya jumlah siswa baru pada tahun berikutnya. Dari 91
siswa pada saat masuk, pada akhirnya hanya tersisa 48 siswa yang
bertahan sampai lulus. Pada tahun-tahun berikutnya jumlah siswa baru
stabil pada kisaran 60 – 80 orang.Di tengah segala keterbatasan warga
sekolah berjuang untuk menyusul sekolah-sekolah lain di kota palopo
yang telah lebih dahulu berdiri dan maju. Hal ini dilakukan dengan
mengikutsertakan siswa dalam lomba-lomba yang ada dengan tujuan awal
mengenalkan sekolah dan mencari pengalaman agar siswa tidak rendah diri
dan melihat kelebihan-kelebihan sekolah sekolah lain untuk dipelajari.
Awal pembagunan gedung sekolah smp coro palopo
setelah berdiri berapa bulan kemudian
Dan saat ini gedung smp cokro palopo
Diposting oleh
Unknown
0 komentar:
Posting Komentar