Senin, Oktober 08, 2012
di
19.24
|
Pengertian peta dan pemetaan dan SIG
PENDAHULUAN
Peta adalah gambaran permukaan bumi yang diproyeksikan ke
dalam bidang datar denngan skala tertentu. Kartografi merupakan ilmu yang
khusus mempelajari segala sesuatu tentang peta. Mulai dari sejarah,
perkembangan, pembuatan, pengetahuan, penyimpanan, hingga pengawetan serta
cara-cara penggunaan peta. Dalam makalah ini akan dibahas bagaimana proses
pemetaan dan simbol pada peta.
Lalu apa fungsi dan tujuan pembuatan peta? Adan beberapa
maksud dari pembuatan sebuah peta. Fungsi pembuatan peta antara lain:
1. Dengan adanya peta dapat menunjukkan posisi atau lokasi relatif yang
hubungannya dengan lokasi asli dipermukaan bumi.
2. Peta mampu memperlihatkan ukuran.
3. Peta mampu menyajikan dan memperlihatkan bentuk.
4. Mengumpulkan dan menyeleksi data dari suatu daerah dan menyajikan
diatas peta dengan simbolisasi.
Sedangkan tujuan pembuatan peta yaitu:
1. Untuk komunikasi informasi ruang.
2. Media menyimpan informasi.
3. Membantu pekerjaan.
4. Membantu dalam desain.
Dari fungsi dan tujuan diatas, maka peta bukan hanya berguna
dalam menentukan lokasi namun juga dalam berbagai bidang. Selain itu, pembuatan
peta bukan semata-mata hanya karena untuk memperoleh uang, namun juga sangat
berguna bagi hajat hidup masyarakat yang luas dalam keruangan.
Dalam proses pemetaan harus melalui beberapa tahapan mulai
dari penyusunan ide hingga peta siap digunakan. Kesemua itu harus dilakukan
dengan penuh hati-hati dan ketelitian agar diperoleh peta yang baik dan benar
sera memiliki dilai artistik atau seni sehingga pengguna mampu menggunakan peta
dengan maksimal dan pembuat dapat menghasilkan peta yang baik sehingga terjadi
timbal balik antar pengguna dengan pembuat peta.
Dalam pemberian simbol pada peta juga harus diperhatikan agar
peta mudah diketahui dan dipahami isi dan maksud peta tersebut. Pemberian
simbol ini juga menentukan nilai keartistikan sebuah peta sehingga peta
tersebut enak dipandang dan lebih jelas.
ISI
A. Proses Pemetaan
Dalam mempelajari bidang kartografi, peta sangatlah diperlukan.
Tanpa adanya peta, Kartografi tidak akan ada pula karena kartografi merupakan
ilmu yang mempelajari tentang perpetaan. Berbagai jenis peta telah muncul
sesuai dengan maksud, tujuan, serta manfaat pembuatan peta tersebut. Namun,
bagaimanakah sebuah peta itu dibuat? Dalam mempelajari kartografi kita harus
mengetahui hal tersebut.
Pada dasarnya, peta merupakan kalibrasi dari bidang permukaan
bumi 3 dimensi menjadi sebuah gambaran utuh yang lebih sederhana ke dalam
selembar kertas media yang datar dengan penyesuaian baik ukuran maupun
bentuknya disertai pula dengan informasi dan detail-detailnya.
Dalam proses pembuatan peta harus mengikuti pedoman dan
prosedur tertentu agar dapat dihasilkan peta yang baik, benar, serta memiliki
unsur seni dan keindahan. Secara umum proses pembuatan peta meliputi beberapa
tahapan dari pencarian dan pengumpulan data hingga sebuah peta dapat digunakan.
Proses pemetaan tersebut harus dilakukan dengan urut dan runtut, karena jika
tidak dilakukan secara urut dan runtut, tidak akan diperoleh peta yang baik dan
benar. Lalu apa dan bagaimana proses atau tahap-tahap pemetaaan itu?
1. Tahap pencarian dan pengumpulan data
Ada beberapa cara dalam mencari dan mengumpulkan data, yaitu:
a. Secara langsung
Cara
pencarian data secara langsung dapat melalui metode konvensional yaitu meninjau
secara langsung ke lapangan dimana daerah tersebut akan dijadikan objek dari
peta yang dibuat. Cara ini disebut dengan teristris. Dengan cara ini dilakukan
pengukuran medan menggunakan theodolit, GPS, dan alat lain yang diperlukan
serta pengamatan informasi ataupun wawancara dengan penduduk setempat secara
langsung sehingga didapat data yang nantinya akan diolah.
Dapat
pula dilakukan secara fotogrameti, yaitu dengan metode foto udara yang
dilakukan dengan memotret kenampakan alam dari atas dengan bantuan pesawat
dengan jalur khusus menurut bidang objek. Atau dapat pula menggunakan citra
dari satelit serta cara-cara lain yang dapat digunakan
b. Secara tak langsung
Melalui
cara ini tentu saja kita tidak usah repot-repot meninjau langsung ke lapangan
melainkan kita hanya mencari data dari peta atau data-data yang sudah ada
sebelumnya. misalnya dalam membuat peta kepemilikan tanah di daerah Semarang,
kita cukup mencari peta administrasi lengkap kota Semarang, kemudian dapat
diperoleh data pemilikan tanah di Lembaga Pertanahan daerah atau nasional
(BPN).
Data
yang diperoleh dari pencarian data secara tak langsung ini disebut dengan data
sekunder, sedangkan peta yang digunakan sebagai dasar pembuatan peta lain
disebut sebagai peta dasar.
2. Tahap pengolahan data
Data yang telah dikumpulkan merupakan data spasial yang
tersebar dalam keruangan. Data yang telah diperoleh tersebut kemudian
dikelompokkan misalnya data kualitatif dan data kuantitatif, kemudian data kuantitatif
dilakukan perhitungan yang lebih rinci. Langkah selanjutnya yaitu pemberian
simbol atau simbolisasi terhadap data-data yang ada.
Dalam tahap akan mudah dengan menggunakan sistem digital
komputing karena data yang masuk akan langsung diolah dengan software atau
aplikasi tertentu sehingga data tersebut akan langsung jadi dan siap untuk
disajikan.
3. Tahap penyajian dan penggambaran data
Tahap ini merupakan tahap pembuatan peta dari data yang telah
diolah dan dilukiskan pada media. Dalam tahap ini dapat digunakan cara manual
dengan menggunakan alat-alat yang fungsional, namun cara ini sangat membutuhkan
perhitungan dan ketelitian yang tinggi agar didapat hasil yang baik.
Akan lebih baik jika digunakan teknik digital melalui
komputer, penggambaran peta dapat digunakan aplikasi-aplikasi pembuatan peta
yang mendukung, misalnya ARC View, ARC Info, AutoCAD Map, Map Info, dan
software lain. Setelah peta tergambar pada komputer, kemudian data yang telah
disimbolisasi dalam bentuk digital dimasukkan dalam peta yang telah di gambar
pada komputer, pemberian informasi tepi, yang kemudian dilakukan proses
printing atau pencetakan peta.
4. Tahap penggunaan data
Tahap ini sangatlah penting dalam pembuatan sebuah peta,
karena dalam tahap ini menentukan baik atau tidaknya sebuah peta, berhasil atau
tidaknya pembuatan sebuah peta. Dalam tahap ini pembuat peta diuji apakah
petanya dapat dimengerti oleh pengguna atau malah susah dalam dimaknai. Peta
yang baik tentunya peta yang dapat dengan mudah dimengerti dan dicerna maksud
peta oleh pengguna. Selain itu, pengguna dapat memberikan respon misalnya
tanggapan, kritik, dan saran agar peta tersebut dapat disempurnakan sehingga
terjadi timbal balik antara pembuat peta (map maker) dengan pengguna peta (map
user).
Dalam buku “Desain dan Komposisi Peta Tematik” karangan
Juhadi dan Dewi Liesnoor, disebutkan bahwa tahapan pembuatan peta secara
sistematis yang dianjurkan adalah:
1. Menentukan daerah dan tema peta yang akan dibuat
2. Mencari dan mengumpulkan data
3. Menentukan data yang akan digunakan
4. Mendesain simbol data dan simbol peta
5. Membuat peta dasar
6. Mendesain komposisi peta (lay out peta), unsur peta dan kertas
7. Pencetakan peta
8. Lettering dan pemberian simbol
9. Reviewing
10. Editing
11. Finishing
Definisi SIg
Geografi
adalah ilmu yang mepelajari permukaan bumi dengan menggunakan
pendekatan keruangan, ekologi, dan kompleks wilayah. Fenomena yang
diamati merupakan dinamika perkembangan dan pembangunan wilayah yang ada
dalam keseharian, misalnya informasi mengenai letak dan persebaran dari
kejadian-kejadian alamiah maupun fenomena terdapatnya sumber daya.
Ketersediaan data yang bersifat geografi, dimana memiliki atribut utama
keruangan, akan memudahkan banyak kepentingan.
Sistem Informasi Geografis (bahasa inggris: Geographic Information System disingkat GIS)
adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki
informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih
sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun,
menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis,
misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah
database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan
mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini.
Aronoff (1989) mendefinisikan SIG sebagai
sebuah system berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan
memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG dirancang untuk
mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena imana
lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk
dianalisis.
Subaryono (2005) mendefinisikan SIG
sebagai suatu himpunan terpadu dari hardware, software, data, dan
liveware (orang-orang yang bertanggung jawab dalam mendesain,
mengimplementasikan, dan menggunakan SIG).
ESRI (Enviromental System Research Institute) mendefinisikan:
“SIG adalah kumpulan yang terorganisir
dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografis dan
personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan,
mengupdate, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk
informasi yang bereferensi geografi.”
Dalam pengelolaan SIG yang perlu mendapat
perhatian tidak hanya sekedar aspek peta digital, meskipun hal ini yang
utama. Hal lain yang tidak kalah penting adalah aspek pengelolaan
database yang dikandungnya yang merupakan atribut peta.
SIG dapat menyerap dan mengolah data dari
bermacam-macam sumber yang memiliki skala dan struktur yang berbeda.
Selain itu SIG juga dapat melakukan operasi data-data keruangan yang
bersifat kompleks.
Dalam hal implentasi, teknologi SIG dapat
juga digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya,
perencanaan pembangunan, kartografi, dan perencanaan rute. Misalnya, SIG
bisa membantu perencanaan untuk secara cepat menghitung waktu tanggap
darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunakan untuk
mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari
polusi.
Aplikasi SIG yang baik adalah apabila
aplikasi tersebut dapat menjawab salah satu atau lebih dari lima
pertanyaan dasar dibawah ini, yaitu:
- Lokasi, dapat dipergunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai lokasi tertentu.
- Kondisi, dapat dipergunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai kondisi dari suatu lokasi.
- Tren, untuk melihat tren dari suatu keadaan.
- Pola, dapat dipergunakan untuk membaca gejala-gejala alam dan mempelajarinya
- Permodelan, dapat digunakan untuk menyimpan kondisi-kondisi tertentu dan mempergunakannya untuk memprediksi keadaan di masa yang akan dating maupun memperkirakan apa yang terjadi pada masa lalu.
Aplikasi SIG terlibat dalam berbagai bidang di berbagai disiplin ilmu, diantaranya yaitu:
- Pemetaan tanah dan pemetaan prasarana kota
- Pemetaan kartografi dan peta tematik
- Ukur tanah dan fotogrametri
- Penginderaan jauh dan analisa citra
- Ilmu komputer
- Perecanaan wilayah (planologi)
- Ilmu tanah
- Geografi
Berdasarkan sejarah perkembangannya, SIG
dengan cepat menjadi peralatan utama dalam pengelolaan sumber daya alam.
SIG banyak digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dengan
menunjukkan bermacam-macam pilihan dalam perencanaan pembangunan dan
konservasi.
Beberapa contoh aplikasi SIG dalam perencanaan sumber daya alam yaitu:
- Pengelolaan dan perencanaan penggunaan lahan
- Eksplorasi mineral
- Studi dampak lingkungan
- Pengeloaan sumber daya air
- Pemetaan bahaya/bencana alam
- Pengeloaan hutan dan kehidupan satwa
- Studi degradasi tanah
- Monitoring penggurunan
Diposting oleh
Unknown
1 komentar:
sangat membantu..
terima kasih..
ngomong-ngomong gmana cara buat blog sebagus ini,mas??
tolong share ke email aku ya, fuji.abnur12@yahoo.com
Posting Komentar